Minggu, 11 Mei 2008

PROSES MEMBUAT ALBUM REKAMAN


Masuk dapur rekaman? Hmm.. terdengar menyenangkan. Apalagi bagi mereka yang senang menyanyi dan bermain musik, dan terutama lagi bagi mereka yang berkarier di dunia musik. Asyik dan seru itu pasti. Hanya saja, perlu kita ketahui, proses rekaman --terutama rekaman komersial-- sungguh menguras pikiran, energi, dan waktu.

Saya ingin sedikit berbagi tentang proses rekaman komersial secara umum (bukan hanya rekaman gitar solo). Dari awal sampai jadinya sebuah album rekaman yang bisa dijual, dibeli, dan dinikmati.

1) Tahapan paling awal adalah menyiapkan materi. Dan ini berarti ada proses penciptaan lagu --termasuk pula proses pembuatan aransemen musik (bila memainkan lagu yg sudah ada). Penciptaan segala sesuatu itu membutuhkan pemikiran yang dalam. Seperti halnya produk-produk lain (obat, pasta gigi, majalah, handphone, sabun cuci, untuk menciptakan sebuah produk umumnya diperlukan riset yang panjang dan rumit sebelum akhirnya bisa diproduksi.dan dipasarkan secara luas.

Dalam bidang seni (apa pun jenis seni-nya), proses penciptaan bisa jadi lebih kompleks. Mungkin dibutuhkan suasana hati yang sesuai, berbungkus - bungkus rokok, bahkan ada karya seni indah yang baru tercipta setelah sang pencipta mengalami dan merasakan penderitaan akibat suatu tragedi. Oke-lah, katakan akhirnya kita berhasil menciptakan satu lagu atau gagasan aransemen. Itu baru satu. Sedangkan untuk sebuah album, umumnya diperlukan belasan lagu. Semakin banyak lagu yang tercipta, semakin banyak pula pilihan kita dalam menentukan mana yang terbaik untuk masuk ke dalam album kita. Untuk tahapan ini, waktu yang diperlukan bisa sangat lama. Dari jangka berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun.

2) Akhirnya setelah sekian lama kita berkutat di proses penciptaan, materi pun telah siap. Bagi yang punya modal, bisa langsung sewa studio rekaman dan memulai proses rekam. Namun tidak semua seniman seberuntung itu. Banyak cerita musisi yang begitu sulit mendapatkan

produser yang mau memproduksi karya mereka. Band-band papan atas yang kita sekarang pun, umumnya pernah mengalami banyak penolakan oleh perusahaan rekaman. Susahnya perjalanan untuk bisa masuk studio rekaman

ini terkadang bisa membuat frustasi dan down bagi musisi atau seluruh personel band.

3) Katakanlah, akhirnya kita berhasil mendapat perusahaan rekaman yang mau memproduksi karya kita. Kita sudah berlatih habis-habisan untuk mempersiapkan diri. Di sini perjuangan berikut dimulai. Bagi yg punya grup band dan sudah sering berlatih, proses rekaman tidaklah sama dengan show di panggung atau di video klip di mana seluruh musisi main (atau mengiringi penyanyi). Karena di studio, proses rekaman dilakukan per instrumen --dan biasanya vokal yg terakhir. Perkecualian adalah rekaman dari sebuah live show yang menuntut persiapan teknis dan kerumitan penataan suara yang lebih canggih.

Proses dimulai dengan persiapan partitur dan menentukan tempo yang tepat. Lalu penyetingan suara untuk instrumen musik (seperti check sound di panggung) setelah itu baru mulai satu per satu. Biasanya instrumen bas yang

mulai lebih dulu. Lalu baru drum dan seterusnya. Setiap instrumen membutuhkan waktu 1 sampai 3 hari untuk menyelesaikan satu

album. Ini pun sangat tergantung pada kesiapan sang musisi. Bila ia sudah berlatih sebelumnya, maka waktu sewa studio akan lebih singkat. Biaya pun dapat dihemat.

Hasil rekam suara per instrumen biasa sebut dengan satu track. Untuk sebuah grup musik, agar mendapat hasil yang maksimal umumnya memerlukan puluhan track. Untuk drum misalnya, memerlukan beberapa track sekaligus karena setiap elemennya (kick, tam, snare, hi-hat, symbal, dll) direkam dengan mikrofon yang berbeda. Solo gitar seperti album saya hanya memerlukan satu track. Namun bila saya hendak menambahkan bunyi instrumen lain, tentu diperlukan lagi track baru.

Waktu yang diperlukan untuk merekam seluruh instrumen hingga habis satu album sangat lama. Patokan yang lebih akurat adalah shift rekaman studio. Satu shift adalah 6 jam. Untuk solo gitar, bisa menghabiskan 5 shift rekaman. Pada album kedua 6 shift karena jumlah lagu lebih banyak. Sebuah grup band saja memerlukan waktu untuk rekaman saja sebanyak 40 shift! Itu pun dengan catatan lagu dan aransemen sudah siap sebelum rekaman dimulai. Jumlah ini bisa lebih besar atau kecil tergantung dari jumlah instrumen yang akan direkam dan juga tingkat kerumitan lagu-lagunya.

Saat rekaman berlangsung, bisa saja terjadi pengulangan rekam untuk mendapatkan hasil paling sempurna. Pendeknya, diupayakan agar hasil rekam sesempurna mungkin dengan kesalahan sesedikit mungkin. Dari semua prosese rekam, vokal manusia paling sulit dibanding instrumen musik lain. Instrumen musik umumnya sudah memiliki nada yang pasti. Namun vokal amatlah sensitif. Mengatur pita suara memerlukan keterampilan dan latihan yang intens. Bagi yang jago menyanyi atau penyanyi profesional sekalipun dapat mengalami kesulitan dalam proses rekaman di

studio yang begitu detail. Berbeda dengan benyanyi di panggung, di studio

rekaman, fals sedikit pun akan terdengar dan proses rekam harus diulang berkali kali.

4) Akhirnya setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan, proses rekaman pun selesai. Para operator studio dan personel band bisa berteriak gembira "Yess! Kita akhirnya jadi artis...." begitu mungkin teriak anda dan reman-teman. Tunggu dulu. Perjalanan belum selesai. Hasil rekaman harus melewati dulu proses mixing. Ibarat makanan, hasil rekaman kita masih sebatas menyediakan bahan-bahan baku dan bumbu. Mixing adalah proses memasaknya hingga menjadi makanan yg lezat. Di sini sang koki (sound engineer) yang menentukan berapa banyak tiap bahan diperlukan, dan berapa banyak garam atau terasi, untuk setiap jenis masakan.

Proses mixing menentukan enak tidaknya lagu ini terdengar

di kuping kita. Misalnya, apakah suara gitarnya pas, tidak terlalu keras dibanding vokal. Atau apakan suara bas sudah hendak ditebalkan atau ditipiskan, dan masih banyak lagi pertimbangan yang rumit. Di sinilah keterampilan dan pengalaman sound engineer diperlukan. Proses mixing bisa memakan waktu berminggu - minggu hingga berbulan-bulan karena setiap track harus diolah dengan hati-hati dengan mempertimbangkan aspek-aspek keindahan.

5) Setelah proses mixing selesai, hasil rekaman maju ke tahap berikut yang disebut mastering. Di sini hasil mixing master diperindah dan disesuaikan kualitas audionya untuk format, kaset, CD, ataupun yang lainnya. Proses mastering memakan waktu 2 sampai 5 hari karena dilakukan per lagu.

6) Sementara proses mixing dan mastering berlangsung, umumnya anggota band bisa melakukan sesi foto untuk keperluan sampul atau kemasan album. Bisa dari foto simpel di depan kelurahan atau menyewa fotografer terkenal. Proses ini biasanya cukup menyenangkan. Desain untuk cover album mestinya sudah dirampungkan di tahap ini. Bersamaan dengan selesainya mastering, siaplah master rekaman dibawa ke pabrik penggandaan. Album rekaman pun akhirnya siap.

7) Sampai di sini, tim marketing mulai beraksi menerapkan strategi promosi (yang biasanya sudah dibahas sejak awal rekaman agar sesuai dengan tema dan sasaran pasar). Kegiatan mereka antara lain menyiapkan materi promosi (termasuk pembuatan video klip yang kelak akan kita bahas di tulisan terpisah), mengirimkannya ke media massa, menjalin hubungan dengan jaringan distributor dan toko. Jika memang dananya ada, bisa juga dilakukan acara launching. Dana untuk pemasaran dan promosi biasanya sangat besar. Misalnya saja untuk memasang iklan di berbagai media massa cetak dan elektronik, konser promo keliling berbagai kota.

Tanpa dukungan marketing dan jaringan distribusi, tentu produk kita tidak akan sampai ke penjual. Tanggung jawab tim marketing adalah memastikan agar semakin banyak orang yang membeli album kita. Jika tidak ada yang beli, tentunya pengorbanan waktu, pikiran, dan energi yang telah dicurahkan dalam menghasilkan album rekaman akan jadi tidak berarti.

8) Akhirnya, setelah berjuang sekian lama, siap sudah musik kita beredar di jagat pasar musik Indonesia. Diterima atau tidaknya oleh pendengar itu soal lain lagi. Terlebih bagi grup atau penyanyi baru. Namun jika kualitas produk kita bagus dan penerapan strategi marketing-nya tepat, peluang album ini dibeli tentu akan lebih besar.

Bila album sukses secara komersial, tentu ini menjadi kabar baik. Bagi perusahaan rekaman, keuntungan ini menjamin perusahaan tetap berdiri dan bisa terus menggarap album-album berikut. Bagi seniman, haknya mendapat nafkah dari bermain musik pun terpenuhi. Hal ini dapat mendorongnya terus berkarya. Namun bila angka penjualan album minim, maka kerugianlah yang didapat produser dan seniman. Yang lebih menyedihkan adalah bila kecilnya angka penjualan ini bukan disebabkan tidak adanya pembeli, tapi karena pembajakan. Jika kabar buruk seperti ini yang terus terjadi, maka tidak mustahil sang produser enggan berproduksi lagi dan seniman pun kehilangan salah satu sumber periuk nasinya. Pada kasus yang ekstrem, sebuah grup yang karya2nya begitu hebat dan melegenda bisa mogok tak mau lagi membuat album rekaman komersial.

Begitulah sekilah proses panjang serta perjuangan dalam menghasilkan sebuah karya rekam musik. Semoga membantu membuka wawasan kita dan apresiasi kita kepada para seniman, khususnya seniman musik.

Sabtu, 10 Mei 2008

Reunion Tobi

yap bener banget nih cuplikan dimana Tobi dikalahkan Kakashi Hatake dan Naruto Uzumaki (tapi sebenarnya ga pasti) dan rupanya betul kalo Tobi itu Obito Uchiha teman kecilnya kakashi dulu,di pertemuan di atas Tobi mengira Naruto adalah Minato Namikaze (Hokage 4) yang masih hidup..dasar gila sambil ngomong pula : potongan rambut baru ya guru??aku senang gaya rambutmu yg baru.(Bodoh banget dia)

Liputan Sum 41 Concert In Jakarta



Grup punk rock asal Kanada, Sum 41 menghentak para penggemarnya Sabtu (3/5/2008) di Stadion Indoor Senayan, Jakarta. Deryck Whibley sang vokalis bersama Steve Jocz (drummer) dan Jason Mc Caslin (bass) langsung membuka dengan lagu Underclass Hero dari album terbaru mereka,juga lagu Hell Song dan Motivation digeber tanpa henti

Penampilan Thomas Thacker yang mengganti posisi Dave Brownsound di gitar dan backing vokal juga lumayan memuaskan. Sayang, tata lampu mereka tidak sekeren musiknya dan juga tata suara mereka terdengar pecah. Sehingga vokal Deryck yang seharusnya nyaring terdengar seperti bergumam.

Untung semangat mereka selalu meledak-ledak, aksi panggung mereka juga tidak berkurang sedikit pun meski penonton tidak memenuhi kapasitas maksimum. Seakan tidak peduli dengan jumlah penonton, Deryck makin gila dalam aksinya. Tak heran penonton dari kalangan muda-mudi itu tidak berhenti-henti berteriak histeris.

Deryck bahkan sempat mengajak naik empat penonton ke atas panggung. Dia memilih dari penonton yang dinilainya sangat antusias dan heboh. Tiga cowok dan satu cewek tersebut tampak senang bukan main, pasalnya mereka bisa menonton grup idolanya dari atas panggung. Bahkan Deryck mengundang naik lebih banyak penonton lagi saat konser berjalan tiga perempat bagian.

"Ladies and gentlement I have this spirit, do you feel it? I feel You, do you feel me? Now I Need you, are you with me?" ajak Deryck dalam iringan bas dan drum penuh semangat. Kontan penonton cowok dan cewek yang bersemangat semakin berteriak histeris.yg gokilnya lagi si Derick sempat berucap Hi All My Name Is Derick Whibley I'm The Fuckins Idiot.sambil mengancungkan Fuck kearah penonton,dan penonton pun membalasnya

Selain lagu terbaru mereka, banyak juga lagu lama yang dibawakan SUM 41 dalam konser bertajuk Underclas Hero ini. Lagu yang populer di tanah air seperti In Too Deep dan All To Blame mendapat sambutan meriah ketika dibawakan. Sementara Machine Gun dan Hell Song yang lebih kental unsur heavy metalnya juga mereka bawakan. Meski kali ini masih kurang hentakannya setelah ditinggal Dave.

Konser kali ini Sum 41 ingin memperkenalkan album terbaru mereka berjudul Underclass Hero yang rilis 24 Juli 2007 lalu. Proyek yang mereka kerjakan sepeninggalan Dave Baksh. Album ini sempat bertengger di posisi ketujuh tangga lagu di Amerika, posisis tertinggi yang pernah mereka torehkan.

Grup yang terbentuk sejak pertemanan mereka di bangku SMA ini konon pernah terjebak desingan peluru perang di Kongo selama enam jam. Pengalaman mencekam tersebut mereka realisasikan dalam lagu berjudul We're All To Blame yang juga dibawakan dan membuat pentonon kegirangan.

Sum 41 dari atas panggung terlihat sering kali membuang-buang pick gitar kearah pentonton. Melihat hal tersebut membuat pentonon senang, Deryck jadi semangat membagi-bagikannya lagi. Hingga persedian mereka habis, tidak berarti semangat mereka habis pula. Selama kurang lebih 90 menit grup yang sudah menelurkan lima album ini seakan tidak pernah letih.

Personil mereka juga sering kali terlihat bergonta-ganti gitar dan bas. Bukan itu saja, grup ini juga terkenal dengan pergantian posisi saat manggung. Hal yang juga sempat mereka tampilkan di Jakarta. Bukti bahwa mereka memiliki kemampuan banyak dan juga personilnya memang serba bisa.

Dalam lagu terakhir mereka berjudul Still Waiting dan Fat Lips tampak Deryck sang vokalis berganti posisi jadi drummer. Sementara Steve Jocz yang biasanya duduk sebagai drummer kali ini berganti menjadi vokalis di lagu pamungkas. Tidak ketinggalan stick drum mereka bagikan kepada penonton yang merasa puas dengan penampilan mereka malam itu.

Salam Kenal Bro!!!!

Halo Indonesia hehe,berikut ini gw beber tentang favorit2 gw.

Minat Ke Depan :
Berencana buat band Kayak PATD

Film Favorite :
Harry Potter All Series
Superhero Movies
Narnia & Prince Caspian
300
Iron Man

Band Favorite :
Panic! At The Disco
Sum 41
Good Charlotte
All American Rejects
MxPx
Bowling For Soup
New Found Glory
GreenDay
McFly
Backstreet Boys
Muse
Fall Out Boy
My Chemical Romance
The Click Five
Simple Plan
Blink 182
Matchbox Twenty
Rancid
The Used
The Feeling
Avenged Sevenfold
ADA Band
White Shoes & The Couples Company
Endank Soekamti

Good Charlotte

Good Charlotte
Promo album Good Morning Revival

Liputan Konser Good Charlotte tahun lalu

Grup band asal AS Good Charlotte memberikan kejutan manis bagi para penggemarnya di Jakarta. Mereka memberikan bonus lima lagu dalam konsernya yang digelar di Stadion Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (24/4) malam.

"Lima lagu ini khusus kami persiapkan bagi penggemar kita di sini," teriak vokalis Good Charlotte, Joel Madden, yang muncul lagi di panggung setelah menutup pertunjukan itu.

Lagu dari album-album sebelumnya seperti We Believe dan Lifestyle of The Rich and The Famous dimainkan Good Charlotte sebagai tambahan bagi penampilan mereka selama kurang lebih 90 menit tersebut.

Kedatangan grup band yang beranggotakan saudara kembar Joel dan Benji Madden, Paul Thomas dan Billy Martin itu dalam rangka promo album keempat mereka Good Morning Revival yang menghadirkan single seperti Keep You Hands Off My Girl dan March On.

Kedatangan band beraliran pop-punk itu memang bukan pertama kali karena Januari lalu Joel dan Benji Madden sempat mengunjungi Jakarta dan menampilkan mini showcase di Hard Rock Cafe.

"Kami gagal datang ke sini tahun lalu karena pemerintah kami mengeluarkan travel warning. Tapi begitu kami sampai disini, kami segera sadar bahwa semua orang di setiap negara itu sama," tutur Joel di atas panggung.

"Kami akan kembali ke AS dan menyampaikan kepada orang di negara kami bahwa kalian adalah orang yang baik dan ramah," teriak Joel sambil menunjuk para penonton yang mengeluarkan uang mulai dari Rp250 hingga Rp350 ribu untuk dapat menyaksikan konser perdana mereka di Indonesia.

Bahkan saking terkesannya para personil Good Charlotte terhadap Indonesia, dalam jumpa pers sebelum pertunjukan Benji Madden sempat menyatakan bahwa ia ingin mendaftar ikut pemilihan gubernur Jakarta dan sempat bertanya mengenai harga rumah.

Di atas panggung, Joel juga tak henti-hentinya memuji penggemarnya, "Kalian sangat hebat. Dan kalian juga menghafal lirik dari album terbaru kami, terima kasih," katanya menunjuk ke album terbaru mereka yang dirilis Maret lalu.

Setelah menampilkan pertunjukan yang energik di depan sekitar 3.500 penonton malam tersebut, Good Charlotte juga berjanji bahwa konser itu bukanlah konser mereka yang terakhir di Indonesia.

"Kami akan kembali untuk kalian, para penggemar kami," janji Joel di akhir show yang disambut teriakan meriah para penonton yang kebanyakan masih berusia remaja

Vokalis ADA Band

Vokalis ADA Band
Donnie Sibarani (Ramah orangnya man,enak di ajak ngomong)

Tentang Donnie "ADA Band"

Donnie Cahyadi Sibarani (Surabaya, Jawa Timur, 17 April 1980) dikenal sebagai vokalis grup musik ADA Band.

Donnie memulai kariernya sebagai penyanyi kafe di Surabaya. Saat mendengar bahwa ADA Band mencari vokalis baru pengganti Baim, pria berdarah Batak ini pun pergi ke Jakarta untuk mengikuti audisi. Donnie bergabung dengan ADA Band pada tahun 2003 dan mengeluarkan album Metamorphosis (2003), Discography (2003), Heaven of Love (2005), Romantic Rhapsody (2006), dan terbaru Cinema Story (2007).

Setelah bergabung dengan ADA Band, grup ini pun menyesuaikan karakter vokal Donnie yang tidak nge-rock dengan bermain di genre pop semi mellow. Meski tidak mudah menghapus image Baim yang begitu kuat melekat, namun nyatanya album pertama Donnie dengan ADA Band, Metamorphosis terbilang sukses dengan terjual lebih dari 300 ribu kopi. ADA Band juga mendapat pengakuan atas kebangkitan mereka dengan muncul di berbagai ajang penghargaan musik, di antaranya dinominasikan dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2003 (dalam 4 kategori) sampai dengan Clear Top 10 Awards 2003 (dalam 3 kategori).

Tak hanya sebagai 'pemanis', mahasiswa Universitas Airlangga ini juga sering membantu membuat lirik lagu-lagu ADA Band